JAKARTA, TRIBUN - Warga Negara (WN) Taiwan Hsieh Chuan Yuan alias Marthen (68), yang ditangkap Kantor Imigrasi Jakarta Barat karena melanggar peraturan keimigrasian mengaku kehilangan seluruh paspor yang dimilikinya, baik Paspor Taiwan, Paspor yang dikeluarkan KJRI Hongkong, Paspor Batam dan Paspor Indonesia.

Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Imigrasi KK I Khusus Jakarta Barat, Arifin Moch. Natsir. Hal yang dinilai tidak lazim ini memunculkan berbagai dugaan, apa yang dikerjakan Marthen selama 18 tahun di Indonesia. Salah satunya, dugaan bahwa ia merupakan agen intelijen asing. Sebab, pengakuannya sebagai investor juga tak berbukti. Tak ada satupun usaha yang telah dirintisnya selama belasan tahun di Indonesia.

""Dalam BAP, saya bicara dengan dia, saya tanya paspor Taiwannya hilang, paspor Indonesianya hilang, paspor yang diperolehnya dari KJRI kita di Hongkong hilang, paspor Batam hilang, jadi semuanya hilang. Dari keterangan-keterangan ini, kalian bisa menduga-duga, siapa orang ini, kok semuanya hilang,"" kata Arifin.

Bagaimana dengan dugaan dia merupakan agen intelijen asing? ""Saya, karena di Imigrasi, yang saya fokus adalah masalah yang berkaitan dengan keimigrasian. Nanti di pengadilanlah dibuka dugaan-dugaan itu. Bukan domain saya untuk menduga-duga seperti itu. Tapi kalau kita lihat orang ini tidak mau keluar dari Indonesia, dia mencari alasan pembenaran untuk dia tinggal di Indonesia begitu lama, bisa saja mengarah ke situ (dugaan intelijen). Semoga instansi seperti kepolisian yang bergerak di bidang intelijen bisa menelusuri lebih jauh,"" papar Arifin lagi.

Beberapa kliping koran Tribun Batam ditunjukkan Arifin. Dari surat kabar tersebut mengungkap dugaan Marthen merupakan intel asing, setelah Marthen ditangkap kantor imigrasi Batam pada Juli 2007 lalu. Tulis Tribun Batam, saat diperiksa oleh BIN, Marthen sempat membuat bingung dengan berbagai keterangannya. (kompas.com)